Untuk menjadi sukses, orang harus
mengambil keputusan dengan tepat. Mengambil keputusan dengan tepat itu namanya
bijaksana. Bagaimana orang bisa bijaksana, orang perlu melatihnya. Sebuah kisah
berikut ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk memberikan gambaran yang mudah
dipahami.
Seorang
tukang kayu kehilangan jam tangannya yang sangat berharga ketika ia sedang
bekerja. Jamnya hilang disekitar pembuangan serbuk gergaji. Dia kumpulkan
teman-temannya dan semuanya mulai sibuk mencari. Mereka berkeliling untuk
mencari dan mengais-ais untuk mencari jam itu. Jam itu sangatlah berharga
karena jam itu pemberian anak tunggalnya sebelum ia meninggal dalam usia muda.
Jam itu begitu berarti dan ia harus menemukannya.
Tetapi setelah sekian lama mencari, semua temannya tidak berhasil menemukan jam tangan itu. Sementara hari sudah semakin petang dan mulai gelap. Maka teman-teman tukang kayu itu memutuskan untuk berhenti mencari, dan mereka bermaksud untuk melanjukan kembali pencarian ketika hari sudah terang. Tetapi laki-laki itu tidak segera pulang. Ia berusaha untuk mencari sampai akhirnya ia terduduk lesu karena kelelahan.
Seorang anak kecil yang sejak tadi memperhatikan tukang kayu itu, datang lalu duduk dengan tenang diatas serbuk gergaji. Ia duduk dengan sangat tenang sampai-sampai ia mirip seperti orang yang sedang tidur. Tak lama kemudian, ia mulai mengais serbuk gergaji itu dan akhirnya menemukan jam tersebut. Si tukang kayu sangat senang namun disamping itu, ia sangat heran kepada anak itu.
“Bagaimana kamu bisa dengan sangat cepat menemukan jam tangan itu sementara kami beramai-ramai gagal menemukannya??” Tanya tukang kayu itu kepada anak itu.
“Saya duduk diatas gundukan dengan tenang supaya saya bisa mendengarkan bunyi detak detik jam itu yang begitu pelannya, tak-tik-tak-tik.” Jawab anak itu.
Tetapi setelah sekian lama mencari, semua temannya tidak berhasil menemukan jam tangan itu. Sementara hari sudah semakin petang dan mulai gelap. Maka teman-teman tukang kayu itu memutuskan untuk berhenti mencari, dan mereka bermaksud untuk melanjukan kembali pencarian ketika hari sudah terang. Tetapi laki-laki itu tidak segera pulang. Ia berusaha untuk mencari sampai akhirnya ia terduduk lesu karena kelelahan.
Seorang anak kecil yang sejak tadi memperhatikan tukang kayu itu, datang lalu duduk dengan tenang diatas serbuk gergaji. Ia duduk dengan sangat tenang sampai-sampai ia mirip seperti orang yang sedang tidur. Tak lama kemudian, ia mulai mengais serbuk gergaji itu dan akhirnya menemukan jam tersebut. Si tukang kayu sangat senang namun disamping itu, ia sangat heran kepada anak itu.
“Bagaimana kamu bisa dengan sangat cepat menemukan jam tangan itu sementara kami beramai-ramai gagal menemukannya??” Tanya tukang kayu itu kepada anak itu.
“Saya duduk diatas gundukan dengan tenang supaya saya bisa mendengarkan bunyi detak detik jam itu yang begitu pelannya, tak-tik-tak-tik.” Jawab anak itu.
Dari kisah
ini, kita bisa belajar untuk menjadi bijaksana. Kita butuh waktu waktu sejenak
untuk berdiam diri. Berdiam diri dengan tenang sampai kita bisa mendengarkan
suara hati kita yang paling dalam. Karena suara hati merupakan nasihat-nasihat
yang murni. Suara-suara yang murni yang sebenarnya, suara yang keluar dari
pribadi manusia sejati dan dari pribadi yang paling dalam. Karena itu, biasakan
mendengarkan hati nurani. Ambil saat teduh setiap hari untuk mendengarkan hati
nurani. Maka yakinlah, kita akan menjadi pribadi yang bijaksana.
Setiap orang
memiliki benih kebijaksanaan dalam dirinya masing-masing. Hanya saja
kebijaksanaan itu tumpul dikarenakan sifat yang terburu-buru, mudah emosi, kerakusan,
keegoisan, ketakutan, sehingga manusia tidak lagi mendengarkan nuraninya.
Kebijaksanaan juga hilang karena didominasi oleh perasaan. Karena dengan
perasaan, orang sering membuat keputusan-keputusan yang terpaksa. Ketakutan membuat
orang berbuat nekat atau karena hal-hal emosional dan irrasional lainnya.
Kebijaksanaan
juga diartikan kemampuan seseorang menilai sesuatu secara obyektif. Lalu
mengambil keputusan dengan adil, tepat, dan benar. Orang yang berkata-kata
dengan tepat dapat meredakan emosi, membangkitkan semangat, dan memberikan
nasihat yang baik juga disebut orang yang bijaksana.
Semua orang
dapat menjadi bijaksana asalkan dia mau meluangkan waktu sejenak untuk tenang
dan bersaat teduh mendengarkan suara hatinya. Membuat keputusan dengan tepat,
membangun hubungan dengan kata-kata dengan tepat, menjadikan seseorang jadi
bijaksana untuk menjadi sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar