Jumat, 16 September 2011

SUARA HATI YANG TULUS

Untuk menjadi sukses, orang harus mengambil keputusan dengan tepat. Mengambil keputusan dengan tepat itu namanya bijaksana. Bagaimana orang bisa bijaksana, orang perlu melatihnya. Sebuah kisah berikut ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk memberikan gambaran yang mudah dipahami.
Seorang tukang kayu kehilangan jam tangannya yang sangat berharga ketika ia sedang bekerja. Jamnya hilang disekitar pembuangan serbuk gergaji. Dia kumpulkan teman-temannya dan semuanya mulai sibuk mencari. Mereka berkeliling untuk mencari dan mengais-ais untuk mencari jam itu. Jam itu sangatlah berharga karena jam itu pemberian anak tunggalnya sebelum ia meninggal dalam usia muda. Jam itu begitu berarti dan ia harus menemukannya.
        Tetapi setelah sekian lama mencari, semua temannya tidak berhasil menemukan jam tangan itu. Sementara hari sudah semakin petang dan mulai gelap. Maka teman-teman tukang kayu itu memutuskan untuk berhenti mencari, dan mereka bermaksud untuk melanjukan kembali pencarian ketika hari sudah terang. Tetapi laki-laki itu tidak segera pulang. Ia berusaha untuk mencari sampai akhirnya ia terduduk lesu karena kelelahan.
        Seorang anak kecil yang sejak tadi memperhatikan tukang kayu itu, datang lalu duduk dengan tenang diatas serbuk gergaji. Ia duduk dengan sangat tenang sampai-sampai ia mirip seperti orang yang sedang tidur. Tak lama kemudian, ia mulai mengais serbuk gergaji itu dan akhirnya menemukan jam tersebut. Si tukang kayu sangat senang namun disamping itu, ia sangat heran kepada anak itu.
        “Bagaimana kamu bisa dengan sangat cepat menemukan jam tangan itu sementara kami beramai-ramai gagal menemukannya??” Tanya tukang kayu itu kepada anak itu.
        “Saya duduk diatas gundukan dengan tenang supaya saya bisa mendengarkan bunyi detak detik jam itu yang begitu pelannya, tak-tik-tak-tik.” Jawab anak itu.
Dari kisah ini, kita bisa belajar untuk menjadi bijaksana. Kita butuh waktu waktu sejenak untuk berdiam diri. Berdiam diri dengan tenang sampai kita bisa mendengarkan suara hati kita yang paling dalam. Karena suara hati merupakan nasihat-nasihat yang murni. Suara-suara yang murni yang sebenarnya, suara yang keluar dari pribadi manusia sejati dan dari pribadi yang paling dalam. Karena itu, biasakan mendengarkan hati nurani. Ambil saat teduh setiap hari untuk mendengarkan hati nurani. Maka yakinlah, kita akan menjadi pribadi yang bijaksana.
Setiap orang memiliki benih kebijaksanaan dalam dirinya masing-masing. Hanya saja kebijaksanaan itu tumpul dikarenakan sifat yang terburu-buru, mudah emosi, kerakusan, keegoisan, ketakutan, sehingga manusia tidak lagi mendengarkan nuraninya. Kebijaksanaan juga hilang karena didominasi oleh perasaan. Karena dengan perasaan, orang sering membuat keputusan-keputusan yang terpaksa. Ketakutan membuat orang berbuat nekat atau karena hal-hal emosional dan irrasional lainnya.
Kebijaksanaan juga diartikan kemampuan seseorang menilai sesuatu secara obyektif. Lalu mengambil keputusan dengan adil, tepat, dan benar. Orang yang berkata-kata dengan tepat dapat meredakan emosi, membangkitkan semangat, dan memberikan nasihat yang baik juga disebut orang yang bijaksana.
Semua orang dapat menjadi bijaksana asalkan dia mau meluangkan waktu sejenak untuk tenang dan bersaat teduh mendengarkan suara hatinya. Membuat keputusan dengan tepat, membangun hubungan dengan kata-kata dengan tepat, menjadikan seseorang jadi bijaksana untuk menjadi sukses.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar